Minggu, 10 Januari 2021

Proses Pembentukan Batubara

Pengertian Batubara

    Batubara merupakan batuan sedimen (padatan) yang dapat terbakar berasal dari tumbuhan, berwarna coklat sampai hitam, yang sejak pengendapannya terkena proses fisika dan kimia yang mengakibatkan pengkayaan kandungan karbonnya (Wolf 1984 dalam Anggayana 1999).

    Batubara merupakan hasil dari akumulasi tumbuh-tumbuhan pada kondisi lingkungan pengendapan tertentu. Akumulasi tersebut telah dikenai pengaruh-pengaruh synsedimentary dan post-sedimentary. Akibat pengaruh-pengaruh tersebut dihasilkanlah batubara dengan tingkat (rank) dan kerumitan struktur yang bervariasi.

Proses Pembentukan Batubara

    Dua tahap penting pada proses pembentukan batubara adalah adalah Peatification dan Coalification. Dua tahap ini merupakan hasil dari suatu proses yang berurutan terhadap bahan dasar yang sama (tumbuhan)

1. Penggambutan (Peatification)

    Gambut merupakan batuan sedimen organik (tidak padat) yang dapat terbakar dan berasal dari sisa-sisa hancuran atau bagian tumbuhan yang tumbang dan mati di permukaan tanah, pada umumnya  akan mengalami proses pembusukan dan penghancuran yang sempurna sehingga setelah beberapa waktu kemudian tidak terlihat lagi bentuk asalnya.

2. Pembatubaraan (Coalification)

    Perkembangan gambut menjadi lignit, sub-bituminuous, bitominous, antracite. Proses coalification terutama dikontrol oleh kenaikan temperatur, tekanan dan waktu. Pengaruh temperatur dan tekanan dipercaya sebagai faktor yang sangat dominan.

Skema Pembentukan Batubara

Tahap Pembentukan Batubara

    Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batu bara disebut dengan istilah pembatubaraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni:

1. Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.

2. Tahap Metagenesis atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.


Tempat Terbentuknya Batubara

A. Berdasarkan Endapan

1. Teori In Situ/ Autochtonous

    Teori ini menyatakan bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan batubara terbentuknya ditempat dimana tumbuh-tumbuhan asal itu berada. (belum mengalami proses transportasi)

2. Teori Drift / Allochtonous

    Teori ini menyatakan bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan batubara, terbentuk ditempat yang berbeda dengan tempat tumbuh-tumbuhan asal itu berada. Dengan demikian setelah tumbuhan tersebut mati, diangkut oleh media air dan berakumulasi disuatu tempat, segera tertimbun oleh lapisan sedimen dan mengalami proses coalification.

 B. Berdasarkan Rumpun Tumbuhan Pembentuk

          Daerah air terbuka dengan tumbuhan air

          Rawa ilalang terbuka

          Rawa hutan

          Rawa lumut

Tempat pembentukan batubara berdasarkan jenis tumbuhan pembentuk, yaitu :

-BOG, yaitu sebagai lokasi rawa yang banyak ditumbuhi oleh tanaman lumut atau tanaman merambat.

-FEN, yaitu lokasi rawa yang kaya akan tumbuhan perdu dan beberapa jenis pohon lainnya. Umumnya terletak pada lingkungan yang ombrogenic yaitu transisi antara daerah yang selalu melimpah kandungan air dengan daerah yang terkadang kering.

-MARSH, yaitu rawa yang didominasi oleh tumbuhan perdu atau tanaman merambat yang sering terdapat di sekitar pinggir danau atau laut.

-SWAMP, yaitu daerah basah pada iklim tropis hingga dingin yang tumbuh rawa yang didominasi tanaman berkayu.

Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Batubara

1. Posisi Geoteknik berpengaruh pada pembentukan cekungan batubara yang dikontrol oleh gaya-gaya tektonik lempeng.

2. Topografi berpengaruh terbatas pada iklim dan morfologi dari cekungan batubara sehingga menentukan penyebaran rawa-rawa dimana batubara terbentuk.

3. Iklim pada pertumbuhan flora pembentuk batubara.

4. Penurunan cekungan akan berpengaruh pada ketebalan lapisan batubara yang terendapkan didalamnya.

5. Umur Geologi disini berpengaruh pada kualitas terbentuknya batubara.

6. Tumbuhan tentu sangat berpengaruh pada pembentukan batubara karena memang batubara terbentuk oleh akumulasi sisa tumbuh – tumbuhan yang tertimbun dalam sedimen. Kualitas tumbuhan akan berpengaruh terhadap kualitas batubara yang terbentuk.

7. Dekomposisi flora merupakan bagian dari transformasi biokimia dari organik dan merupakan titik awal untuk kompaksi menjadi batubara.

8. Metamorfosa Organik Tingkat kedua dalam pembentukan batubara adalah penimbunan atau penguburan oleh sedimen baru. Proses ini lebih didominasi oleh proses dinamokimia yang menyebabkan perubahan gambut menjadi batubara dalam berbagai mutu. Proses metemorfosa organik akan dapat mengubah gambut menjadi batubara sesuai dengan perubahan sifat kimia, fisik, dan optiknya.

Bentuk Lapisan Batubara

Horse Back. Dicirikan oleh perlapisan batubara dan batuan yang menutupinya melengkung kearah atas akibat gaya kompresi.

Burried Hill. Terjadi apabila didaerah dimana batubara semula terbentuk, terdapat akumulasi sehingga lapisan batubara seperti “terintrusi”.

Endapan Batubara Karena Sesar. Bentuk ini terjadi apabila didaerah dimana deposit batubara mengelami seri patahan

 

Endapan Batubara Karena Sesar. Bentuk ini terjadi apabila didaerah dimana deposit batubara mengalami perlipatan

Peringkat (Rank) Batubara





Endapan Batubara di Indonesia

1. Endapan Eosen merupakan bagian dari endapan Paleogen dan terbentuk di sepanjang tepian Paparan Sunda, di sebelah barat Sulawesi, Kalimantan bagian timur, Laut Jawa hingga Sumatera. Batubara Eosen dicirikan sebagai batubara yang ketebalan bervariasi dan banyak lapisan; berkadar sulfur dan abu tinggi; penyebaran terbatas; pengendapan bersamaan dengan aktivitas tektonik; berkaitan dengan busur vulkanik dan hampir seluruhnya autochton. Cekungan Paleogen di Indonesia terdiri dari intermontana basin dan continental margin. Endapan Paleogen penting di Indonesia antara lain adalah di Ombilin (Sumatera Barat), Bayah (Jawa Barat), Pasir (Kalimantan bagian Tenggara), Pulau Sebuku (Kalimantan Tengah), Melawi (Kalimantan Barat). 

2. Endapan Miosen merupakan endapan batubara yang terjadi setelah fase regresi. Endapan ini memiliki ciri endapan batubara yang relatif tebal secara lokal dengan kadar abu dan sulfur rendah. Batubara ini umumnya terdeposisi pada lingkungan fluvial, delta dan dataran pantai. Cekungan utama batubara Eosen antara lain adalah Cekungan Kutai bagian bawah (Kalimantan Timur), Cekungan Barito (Kalimantan Selatan) dan Cekungan Sumatera bagian selatan. Endapan batubara miosen banyak terjadi pada cekungan foreland/backdeep dan delta. 

 

 


Sabtu, 09 Januari 2021

Foto Struktur Kepengurusan MGEI-SC UNG 2020-2021

Presiden


 Sekretaris              Wakil Presiden              Bendahara

        

DIVISI - DIVISI

Publikasi dan Dokumentasi


        

        

Seminar dan Field Trip


        

        

Hubungan Masyarakat


        

        

Penalaran dan Keilmuan


          

          




Struktur Kepengurusan MGEI-SC UNG 2020-2021

    


Presiden                        :    Moh. Afandi Polontalo


Wakil Presiden          :    Arianzah Rizki Rachman


Sekretaris Umum     :    Yustina Damogalad


Bendahara Umum   :     Rini Sumita T. Podungge



Divisi Dokumentasi dan Publikasi


Ketua Divisi                 :      Jayanti Rauf


Sekretaris Divisi       :      Muhammad Ridho Kayambo


Anggota                         :      Aisyah Alya Humayrah Panai


                                                   Fikri Boften


                                                   Renaldi Andikarsa Abdullah


                                                   Rizki Kandouw

  

                                                   Alifi Naftalia


Divisi Seminar dan Field Trip


Ketua Divisi                 :      Ladya Cheryl Robot


Sekretaris Divisi        :     Ifhazrin Nurjana    


Anggota                          :     Muhtar


                                                   Mardiana Baharta
 

  

                                                   Nana Juhriana Yusuf

  

                                                   Irmawati


                                                   Mohammad Ichsan Alfaritzy


Divisi Hubungan Masyarakat


Ketua Divisi                  :     Mohamad Sunandyo Suratinoyo


Sekretaris Divisi        :      Naya Fanisa Mamonto


Anggota                          :      Alfi Ilda Sasmida


                                                    Syukriyanto S. Mayang


                                                    Deden Mokoagow


                                                    Tya Ivanka Hiola


                                                    Moehammad Jasim Agi Saputra


Divisi Pelatihan dan Keilmuan


Ketua Divisi                  :      Andi Fahmi A. Hakim


Sekretaris Divisi        :      Mayang Diva Triyani


Anggota                          :      Mutiara Nonsi


                                                   Melanesia Aneke Daisiu


                                                   Moh. Rizki A.R Natua


                                                   Naafi' Syahna Firdhaus Biya


                                                   Angki Suaib